Rencana pernikahan itu, mungkin saja bisa ditunda. Sekarang kondisinya sangat berbeda. Mbak vivi mendapat edaran dari diknas yang menyatakan dia berhak mendapat kesempatan beasiswa S2 Matematika. Beasiswa itu ditempuh selama 3 semester di UM Malang, sedangkan yang 1 semester ditempuh di Luar Negeri.
Banyak pertanyaan yang muncul, diantaranya adalah, “Memilih Menikah apa Kuliah?”. Orang-orang yang bertanya seperti itu seakan tidak sadar atau lupa bahwa ketika sudah menikah pun masih bisa mencari ilmu.
Ada statement yang sering mengganggu kenyamanan. Ketika kita memutuskan untuk menikah disaat masih kuliah, biasanya akan diejek karena sudah merasa tidak tahan, bahasa jawanya kebelet. Sungguh ironis, budaya yang berkembang di masyarakat. Padahal menunda atau mengulur pernikahan itu sebenarnya malah rugi. Sebagaimana yang disampaikan seorang dosen IAIN Sunan Ampel beberapa hari yang lalu pada saat kultum ba’da Sholat Dzuhur, “Rugi kalau menunda pernikahan, Kalau sudah menikah, jamaah Solat seperti ini pahalanya tidak 27 derajat, tapi 70 derajat”. Masih banyak keutamaan-keutamaan mempercepat pernikahan.
Kalau memang Mbak Vivi baik untuk iman, taqwa, cinta, dan rinduku pada Allah, semoga Allah memudahkan kita untuk segera mengikuti sunah baginda Nabi Muhammad tercinta. Amin.
Post a Comment
Komentarlah yang baik.
Tujukkan Karakter Bangsa Indonesia.