1.      Merangsang Perkembangan Neuron Otak

Otak berkembang jika menghadapi hal-hal yang baru. (Rahmat, 2005: 261) Otak memerlukan stimulan-stimulan aktif untuk mengaktifkan myelin otak. Stimulan-stimulan ini bisa berupa lingkungan yang baru maupun aktifitas baru.

Ada dua cara untuk mengayakan lingkungan. Pertama memberikan latihan mental yang menantang otak. Mempertahankan rasa ingin tahu yang disarankan Diamond, termasuk disini. Kedua, menyediakan lingkungan belajar yang merangsang otak (Rahmat, 2005: 259).

Homestay menuntut anak untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan, melakukan aktivitas-aktivitas fisik dengan lingkungan yang baru. Lingkungan homestay ‘memaksa’ anak untuk merangsang kemampuan otak ketika dihadapkan dengan tantangan-tantangan baru.

2.      Meningkatkan Kecerdasan Anak

Penelitian Surevaag dan Grrenough  tentang pengayaan lingkungan tikus mengungkapkan tiga hasil penelitian yang amat penting:

a.       Tikus dengan lingkungan yang diperkaya mengembangkan otak yang lebih berat dengan koneksi dendrit yang lebih banyak dan berkomunikasi lebih baik. Tikus-tikus itu juga menunjukkan sinapsisi yang bertambah, daerah penginderaan yang lebih tebal, peningkatan jumlah enzim dan sel glial (yang membantu pertumbuhan sel dan transmisi ginjal)

b.      Lingkungan yang diperkaya harus sering diubah dan diganti (setiap dua atau empat minggu) untuk mempertahankan perbedaan positif pada kecerdasan tikus. Ini berarti teman tikusnya diubah, mainannya diperbanyak dan tantangan-tantangannya ditingkatkan.

c.       Tikus-tikus pada usia berapapun dapat meningkatkan kecerdassannya jika diberi pengalaman belajar baru yang menantang dan berulangkali.

d.      Dunia sebenarnya di luar sangkar (bahkan yang diperkaya sekalipun) adalah lingkungan terbaik bagi pertumbuhan otak (Rahmat, 2005: 262).

Tikus-tikus pada usia berapapun dapat meningkatkan kecerdasannya jika diberi pengalaman belajar baru yang menantang berulangkali. Walaupun anak bukan tikus, namun pola kerja otak anak hampir sama dengan pola kerja tikus.

3.      Meningkatkan Motivasi Anak

Salah satu penyebab anak mengalami kemalasan dalam belajar adalah ketidaktahuan anak tentang manfaat yang akan dia dapatkan setelah mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Hal ini diakibatkan karena rata-rata guru terobsesi untuk menyelesaikan secepat mungkin materi belajar yang didapat dari dinas pendidikan dalam waktu yang relatif singkat tanpa sempat memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengetahui manfaat yang didapatkan setelah belajar.

Bobby de Potter memperkenalkan kekuatan AMBAK: Apa Manfaatnya Bagiku yang merupakan motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental anatara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan.

Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi pada diri Anda demi mencapai tujuan Anda (Porter, 2004: 49).

Pada saat pelaksanaan homestay anak dihadapkan secara langsung dengan persoalan kehidupan yang menuntut pengetahuan anak dalam memecahkan masalah-masalah yang ia hadapi.  Dengan adanya masalah-masalah yang ia hadapi secara langsung, anak akan mengetahui apa manfaat dari berbagai macam ilmu yang telah ia dapatkan dari sekolah.

4.      Membentuk Kepribadian Anak

Johnson menngungkapkan tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang memiliki konsep hampir sama dengan homestay, bahwa KKN akan membentuk pengalaman baru pada anak. Ketika pengalaman siswa memungkinkan mereka menemukan makna dalam pelajaran akademik, pelajaran tersebut membentuk jalur saraf di otak mereka. Otak menyimpan pelajaran tersebut. Saat pengalaman siswa menginspirasi mereka untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkomunikasi, memimpin, berbicara di depan umum, dan bekerja dalam tim, saraf mereka membangun hubungan yang mengukir ketrampilan-ketrampilan tersebut ke daam otak. Selanjutnya, saat pengalaman siswa mengajarkan mereka untuk peduli kepada oranglain dan bumi, pelajaran itu juga menjadi tertanam di jalur dan sirkuit otak. Peduli kepada oranglain menjadi suatu kebiasaan (Johnson, 2009: 138).

5.      Melatih Skill Kemandirian Anak

Kegiatan homestay menuntut anak untuk berpisah dengan kedua orang tuanya maupun keluarga yang memanjakannya selama beberapa hari. Hal ini membuat anak mau tidak mau belajar untuk bertanggung jawab dalam mengurus diri sendiri. Mereka belajar untuk makan, mandi, beres rumah, tidur sendiri. Pada beberapa kesempatan, mereka juga belajar untuk mengambil keputusan tanpa melibatkan orang tuanya.

6.      Memancing Keingintahuan Anak

Pada saat pelaksanaan homestay anak menemukan berbagai hal-hal baru yang belum peranah dijumpai. Hal-hal baru ini akan merangsang keingin tahuan anak seiring dengan interaksi yang dilakukan oleh anak.

Keingintahuan ini akan menimbulkan stimulasi dalam otak untuk menuju pengetahuan-pengetahuan lain yang saling berhubungan. Potter mengungkapkan bahwa Keingintahuan akan menciptakan minat terhadap hal-hal baru dan menimbulkan motivasi yang sangat kuat untuk mempelajari hal-hal baru tersebut.

7.    Memberikan Pengalaman Berkesan Bagi Anak

Salah satu penyebab memori dapat berada di dalam otak dalam waktu yang alam adalah karena ingatan itu berkesan. Pada wawancara dengan Evi Ghozaly, Konsultan SMP-SMA Global Madani yang beberapa kali melaksanakan kegiatan homestay, mengungkapkan tentang keberkesannya anak terhadap kegiatan homestay.

“Hasilnya luar biasa, ada siswa yang biasa pake shower jadi dapat bercerita dengan senang karena tahu rasanya mandi pakai gayung. Yang biasa tidur pake kasur empuk dalam kamar ber-AC ternyata dapat bersyukur, dapat merasakan nikmatnya tidur di atas kasur tipis dengan cahaya remang dan berkawan nyamuk, keren kan? Mereka sangat bersemangat kerja dengan senang, sampai banyak yang menolak pulang, pengen nambah hari. Hehehe “ (W/5)

Post a Comment

Komentarlah yang baik.
Tujukkan Karakter Bangsa Indonesia.