Orang-orang yang merasa memiliki kelebihan entah itu fisik, akal, ataupun harta biasanya sering dirayu nafsu untuk meremehkan orang lain yang dianggap tidak memiliki kelebihan apa pun. Begitu alerginya ia dengan orang-orang yang dianggap remeh tersebut, sampai-sampai ia tega membuang muka atau bermuka masam ketika bertemu atau berpapasan dengan mereka yang diremehkan.
Seorang gadis berparas cantik, bermata indah, berbibir seksi, bertubuh langsing bisa saja meremehkan seorang pemuda bertubuh kurus dengan wajah pas-pasan dan berdompet tipis. Bisa saja seorang pemuda gagah, tampan, dan kaya raya mencampakkan seorang gadis cantik yang telah habis manisnya. Orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik bisa saja diremehkan, diacuhkan, terusir, tersingkir, dan tidak diterima oleh masyarakat yang merasa tidak memiliki kekurangan fisik sedikit pun. Orang-orang yang dikaruniai akal cerdas, otak jenius, pikiran encer bisa saja meremehkan orang-orang yang dianggap goblok, lemot, dan berdaya pikir rendah. Itu semua dalah sebagian dari penyakit-penyakit yang dimiliki orang-orang dikaruniai kelebihan.
Populasi jomblo semakin bertambah seiring bertambah semerbaknya gadis-gadis yang menjual dirinya dengan harga mahal. Hati si jomblo semakin negenes ketika si gadis pujaan hati meremuk patahkan hatinya dengan menggandeng orang lain yang dianggap memiliki kelebihan menjulang dibandingkan dengannya. Namun, jomblo militan biasanya tidak kenal menyerah. Ia akan tetap PDKT pada si do’I dengan berbagai cara. Kata-kata pedas panas dari si do’i seakan malah menjadi obat kuat penyemangat dan penyelamat bagi nasib jomblonya . Duh! Terkadang, ia baru mau menyerah, lemes, dan loyo ketika empunya sudah bilang padanya, “Sopo kowe? Wani-wanine godani anakku!”. Sambil membawa parang untuk menyunatnya kedua kali.
Gadis-gadis cantik seringkali bermuka masam (mencep) ketika dipanggil oleh pemuda terutama kaum jomblo yang dirasa tidak menarik hatinya sama sekali. Entah tertarik karena tampangnya, kemampuannya, humornya, atau isi ATMnya . Tidak hanya itu, sebagian di antara mereka berani menolak lamaran/pinangan baik-baik si jomblo dengan kata-kata kasar, pedas, dan membuat telinga mencret dan perut mules. “Emoh! Raimu koyo ngono wani-wanine ngelamar aku. Ngoco disik to…! A****U…!!”.
Hualahhhh! Intine ngeten, mbak, yu, ning, tante, bu, mbah, dinda, dst. Intinne, penyakite wong ayu iku jual mahal. Titenono! Wong sing gelem karo wong penyakiten biasane yo wong sing….
Post a Comment
Komentarlah yang baik.
Tujukkan Karakter Bangsa Indonesia.