Berulangkali Kevin menangis ketika meminta sesuatu tapi ibunya tidak mengetahuinya. Bahkan seringkali dia sampai tantrum membanting-bantingkan tubuhnya di lantai. Jika hal itu terjadi saat aku sedang sholat atau ngeden di WC maka aku akan mempercepat ritual tersebut atau menyudahinya seketika untuk segera menenangkan Kevin atau sekedar memberitahu ibunya lalu melanjutkan ritual.
Aku seringkali merasa kasihan pada Kevin. Memiliki seorang ibu yang tuna rungu membuatnya harus berjuang lebih keras untuk berkomunikasi dengan ibunya. Dia tak jarang harus menyampaikan permintaannya beberapa kali baru ibunya mengerti apa yang diinginkannya itu. Malahan seringkali dia menangis jengkel setelah berkali-kali mengatakan apa maunya tetapi ibunya tetap tidak paham apa maksudnya.
Pernah terjadi suatu ketika saat aku sedang menghadiri majlis Diba'an di musholla depan kontrakan, Kevin terdengar menangis histeris agak lama. Beberapa kali terdengar diam tetapi terdengar kembali menangis. Setelah acara diba'an selesai, aku pulang. Saat itu, Kevin sudah berhasil ditenangkan oleh ibunya. Mereka sedang bermain di kamar. Aku pun segera menyusul.
Ibunya memberitahuku kalau tadi Kevin meminta digambarkan sesuatu tapi ibunya tidak paham apa yang dimaksud Kevin.
"Kata-katanya mengandung huruf A dan I", kata Widut padaku dengan perasaan sedih karena merasa tidak bisa menuruti permintaan anaknya. Aku pun berusaha menerka-nerka apa yang dimaksud Kevin sambil menanyainya.
"Kevin tadi minta digambarkan apa sama ibu? Telinga ibu sakit. Jadi gak bisa dengar tadi Kevin minta apa." kataku sambil mengelus-elus kepalanya. Tapi ternyata Kevin sendiri sepertinya lupa. Jawabannya tidak mengandung unsur huruf A dan I.
Kami hanya memberitahu Kevin kalau telinga ibunya sakit dan berusaha meminta pengertian Kevin. Meskipun rasanya sia-sia belaka meminta pengertian dari anak yang usianya belum genap 3 tahun.
"Mobil Pemadam Api?", tanyaku memulai mengurai permasalahan. Aku kira huruf A dan I yang dimaksud Widut itu dari kata Api. Ternyata Kevin menggelengkan kepala.
Aku pun berusaha mencari serangkaian kata yang mengandung huruf A dan diakhiri huruf I. Namun setiap mendapatkan padanan yang kuanggap cocok kemudian kutanyakan pada Kevin selalu dijawab dengan gelengan kepala. "Yaudah deh, kita lupakan saja dulu hal ini. Mungkin lain kali kita bisa membahasnya lagi", kataku sambil meraih Kevin untuk memeluknya. Kami pun kemudian bermain hal lain.
Setelah beberapa saat bermain, Kevin tiba-tiba ngajak naik mobil sambil menepuk-nepuk ibunya. "Mobil apa, to? Mau ke mana?", Tanyaku.
"Naik mobil yang besaaaaaar kae", jawabnya sambil tangannya berusaha mengekspresikan sebuah benda besar.
"Mobil besar? Mobil tank?" tanyaku menggodanya.
"Bukan! Mobil taksi, kok", jawabnya sambil geluntungan di atas ibunya yang sedang tiduran di sampingku.
"Owalah! Dadi mau nangis gara-gara jaluk digambarke mobil taksi?" tanyaku sambil berusaha bangkit dari tempat tidurku. Kevin malah tertawa terbahak-bahak. Sedangkan ibunya bingung kenapa kok tiba-tiba Kevin tertawa begitu.
Aku kemudian menjelaskan pada Widut kalau Kevin tadi minta digambarkan mobil taksi.
"Mobil apa?", Widut masih gak paham meskipun aku yang mengucapkan.
"Mobil taaaksiiiii", jawabku sambil menambah penekanan pada ejaannya. Namun dia juga tetap tidak paham.
"Mobil taksi yang biasanya ada di depan ADA Swalayan itu, lo", jawabku berusaha memberikan tambahan penjelas. Namun dia juga belum paham juga.
"Apa, sih? Gak mudeng" tanya Widut yang tampak semakin bingun dan penasaran.
"T...A...K...S...I", jawabku dengan cara mengeja huruf penyusun kata tersebut. Kali ini dia paham dan segera memeluk Kevin sambil meminta maaf.
"Iya? Tadi Kevin minta digambarkan mobil taksi?", Tanya Widut berusaha mengonfirmasi pada Kevin. Kevin menganggukkan kepala. "Telinga ibu sakit jadi gak bisa dengar Kevin minta apa. Maafkan ibu, ya" lanjut Widut sambil memeluk Kevin.
Aku melihatnya sangat terharu. Aku berharap mereka senantiasa diberi kesabaran untuk menerima kodratnya masing-masing. Aku sebagai pihak ketiga biasanya memang bertugas untuk mendamaikan kalau mereka saling berseteru. 🤗
Post a Comment
Komentarlah yang baik.
Tujukkan Karakter Bangsa Indonesia.