Batuk pilek saat pandemi covid-19 ini jauh lebih mengkhawatirkan dibandingkan batuk-pilek saat hari-hari biasa. Gejala covid-19 yang mirip dengan gejala ISPA seringkali membuat kita deg-deg an setiap tenggorokan atau hidung kurang enak. Samakah gejala ispa dengan gejala covid-19?
ISPA, infeksi pernafasan akut merupakan infeksi yang terjadi pada salah satu atau lebih bagian saluran pernafasan, seperti hidung, tenggorokan, laring, sinus, hingga paru-paru yang menyerang selama kurang lebih tiga minggu.
ISPA disebabkan oleh bakteri maupun virus. Gejalanya pun tidak sama untuk setiap orang. Biasanya, orang yang sedang terkena ISPA menunjukkan Pilek atau hidung tersumbat, Sakit tenggorokan, Batuk, Pegal-pegal pada tubuh, Sakit kepala, Bersin-bersin, Demam ringan, Meriang, Penurunan nafsu makan.
Dokter harus melakukan diagnosis dengan foto rontgen dada dan cek darah laboratorium untuk melakukan diagnosis lebih lanjut dan memutuskan tindakan apa yang paling tepat untuk menanganinya.
ISPA merupakan penyakit menular yang menularkan melalui droplet. Penderita ispa dianjurkan untuk memakai masker agar droplet tidak menyebar dan menular kepada orang lain. Apabila kita serumah denga penderita ISPA, kita sebaiknya tidak makan/minum dengan peralatan yang sama dan sering-sering cuci tangan dengan sabun.
Samakah gejalanya dengan covid-19?
Dulu, awal-awal covid-19 muncul, beberapa flyer menjelaskan apa perbedaan antara covid-19, flu, common cold atau gejala ispa yang lainnya. Namun, belakangan ini ternyata semakin banyak orang positif covid-19 yang tidak menunjukkan gejala, OTG (Orang Tanpa Gejala), sehingga siapapun yang memiliki gejala ISPA selama tiga hari lebih langsung menjadi ODP, Orang dalam Pengawasan, tanpa menunggu gejala semakin parah.
Jadi bagaimana sebaiknya ketika mengalami gejala ISPA di saat covid-19 belum terkendali?
Ketika mengalami gejala ISPA ringan, hal yang harus kita lakukan adalah memutuskan untuk segera mengisolasi diri dan membatasi interaksi dengan orang lain sekalipun itu adalah keluarga sendiri. Ada baiknya mengisolasi diri di kamar dan meminta keluarga untuk mengantarkan keperluan makan dll ke kamar hingga gejala ISPA ringan mereda.
Namun, jika gejala ISPA tergolong berat hingga membuat sesak nafas, sebaiknya segera menghubungi tenaga kesehatan untuk meminta info/ saran lebih lanjut. Jika harus periksa lebih lanjut ke RS, segeralah ke RS, tidak usah menunda-nunda. Jangan lupa pakai masker dan patuhi anjuran physical distancing. Pada masa covid-19 ini, kita perlu memperlakukan diri seolah-olah sudah carrier dan menjaga orang lain dari resiko tertular.
Oke, postingan ini tidak menjawab dnegan detail apakah ISPA sama atau beda dengan gejala covid-19. Postingan ini meminta kita lebih aware dan memperlakukan diri sebagai carrier yang mungkin beresiko menulari orang lain. Gejala ISPA dan Covid-19 tidak lagi mempunyai perbedaan yang menonjol, jadi emak K lebih memilih untuk hati-hati.
Untuk pencegahan, sebaiknya kita mematuhi anjuran physical distancing, olahraga dan mengkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup untuk meningkatkan imunitas tubuh sehingga tubuh mampu memerangi virus-virus jahat.
ISPA, infeksi pernafasan akut merupakan infeksi yang terjadi pada salah satu atau lebih bagian saluran pernafasan, seperti hidung, tenggorokan, laring, sinus, hingga paru-paru yang menyerang selama kurang lebih tiga minggu.
ISPA disebabkan oleh bakteri maupun virus. Gejalanya pun tidak sama untuk setiap orang. Biasanya, orang yang sedang terkena ISPA menunjukkan Pilek atau hidung tersumbat, Sakit tenggorokan, Batuk, Pegal-pegal pada tubuh, Sakit kepala, Bersin-bersin, Demam ringan, Meriang, Penurunan nafsu makan.
Dokter harus melakukan diagnosis dengan foto rontgen dada dan cek darah laboratorium untuk melakukan diagnosis lebih lanjut dan memutuskan tindakan apa yang paling tepat untuk menanganinya.
ISPA merupakan penyakit menular yang menularkan melalui droplet. Penderita ispa dianjurkan untuk memakai masker agar droplet tidak menyebar dan menular kepada orang lain. Apabila kita serumah denga penderita ISPA, kita sebaiknya tidak makan/minum dengan peralatan yang sama dan sering-sering cuci tangan dengan sabun.
Samakah gejalanya dengan covid-19?
Dulu, awal-awal covid-19 muncul, beberapa flyer menjelaskan apa perbedaan antara covid-19, flu, common cold atau gejala ispa yang lainnya. Namun, belakangan ini ternyata semakin banyak orang positif covid-19 yang tidak menunjukkan gejala, OTG (Orang Tanpa Gejala), sehingga siapapun yang memiliki gejala ISPA selama tiga hari lebih langsung menjadi ODP, Orang dalam Pengawasan, tanpa menunggu gejala semakin parah.
Jadi bagaimana sebaiknya ketika mengalami gejala ISPA di saat covid-19 belum terkendali?
Ketika mengalami gejala ISPA ringan, hal yang harus kita lakukan adalah memutuskan untuk segera mengisolasi diri dan membatasi interaksi dengan orang lain sekalipun itu adalah keluarga sendiri. Ada baiknya mengisolasi diri di kamar dan meminta keluarga untuk mengantarkan keperluan makan dll ke kamar hingga gejala ISPA ringan mereda.
Namun, jika gejala ISPA tergolong berat hingga membuat sesak nafas, sebaiknya segera menghubungi tenaga kesehatan untuk meminta info/ saran lebih lanjut. Jika harus periksa lebih lanjut ke RS, segeralah ke RS, tidak usah menunda-nunda. Jangan lupa pakai masker dan patuhi anjuran physical distancing. Pada masa covid-19 ini, kita perlu memperlakukan diri seolah-olah sudah carrier dan menjaga orang lain dari resiko tertular.
Oke, postingan ini tidak menjawab dnegan detail apakah ISPA sama atau beda dengan gejala covid-19. Postingan ini meminta kita lebih aware dan memperlakukan diri sebagai carrier yang mungkin beresiko menulari orang lain. Gejala ISPA dan Covid-19 tidak lagi mempunyai perbedaan yang menonjol, jadi emak K lebih memilih untuk hati-hati.
Untuk pencegahan, sebaiknya kita mematuhi anjuran physical distancing, olahraga dan mengkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup untuk meningkatkan imunitas tubuh sehingga tubuh mampu memerangi virus-virus jahat.
Post a Comment
Komentarlah yang baik.
Tujukkan Karakter Bangsa Indonesia.