Setiap pasangan pasti berharap pernikahan sehidup-sesurga (pinjam istilahnya Gol A Gong), bukan sekedar sehidup-semati. Tetapi kadangkala perpisahan lebih baik daripada terus bersama. Obrolan tentang perpisahan ini sukses membuatku berdoa dalam-dalam sembari memeluk dedek K, agar Robbuna Memeluk keluarga kecil kami dengan cinta-Nya. Agar ia yang diambang perceraian sebisa mungkin rujuk kembali. Jika pun tak ada jalan menuju rujuk, semoga Allah Berikan yang terbaik bagi semuanya, terutama anak-anaknya... Aku sudah cukup perih ketika menemukan adik-adik memelukku dengan erat lantaran rindu keluarganya yang utuh dan penuh sayang. Sudah, skip.

Lalu, bagaimana jika Ayah-Bunda ditakdirkan tak lagi bersama? Aku segera menghubungi dosen psikologi semasa kuliah, bunda Lilik Sriyanti, ketika seorang saudara bercerita jika masih bingung bagaimana cara mengabarkan ke anak-anak jika ayah-bunda tak lagi bersama. Cara yang bisa menekan seminimal mungkin efek buruk perceraian.

Sampaikan dengan Penuh Sayang 4 Hal ini

Sampaikan dengan lembut dan penuh sayang kepada anak tentang empat hal berikut. Penyampaian bisa menggunakan analogi, permainan maupun cerita. Pilih metode yang sekiranya paling mudah untuk diterima oleh anak. Bagaimanapun orang tualah yang paling memahami karakter anak.
1.       Ayah dan Bunda sudah tak serumah lagi
2.       Ayah dan Bunda tetap saling sayang
3.       Ayah dan Bunda tetap sayang Adik
4.       Jangan khawatir, Adik tetap aman dan terpenuhi segala kebutuhannya

Ayah atau Bunda Harus Stabil di Hadapan Anak

Bagaimanapun perpisahan adalah hal yang berat  untuk anak. Banyak yang harus dihadapi oleh anak pasca perceraian. Seringkali anak merindukan kasih sayang kedua orang tuanya yang utuh serta momen-momen bermain bersama keluarga. Apalagi jika anak harus berpisah dwengan saudaranya karena perbedaan hak asuh anak. Belum jika anak menghadapi cibiran teman-teman sebaya karena keluarga yang tak lagi utuh.
Hal-hal yang dihadapi oleh anak tersebut bisa menyebabkan anak mengalami rendah diri dan tertekan, yang berakibat anak melakukan sesuatu untuk melampiaskan emosinya, seperti perilaku hiperaktif, menarik diri dari lingkungan, sulit belajar, dsb.
Disinilah peran ayah atau bunda sangat dituhkan oleh anak agar anak menyalurkan emosinya ke hal-hal yang positif. Ayah atau bunda harus stabil di hadapan anak. Lebih lembut dan jangan sekali-kali melampiaskan kemarahan kepada anak, sehingga anak tetap merasa aman meski ayah dan bunda tidak lagi bersama. Anak akan sangat tertekan jika ayah atau bunda cenderung mudah marah. Jangan menambah beban anak dengan sifat mudah marah.

Jelaskan Perubahan yang Akan Terjadi

Setelah perceraian, tentu saja akan banyak penyesuaian yang terjadi. Jelaskan secara pelan-pelan kepada anak. Misalnya, siapa yang akan mengantar-jemput anak, kapan anak akan bersama ayah atau bunda, kenapa ayah atau bunda bersama dengan orang lain, dlsb.

Ah, bagaimanapun perceraian menyakitkan bagi anak. Semoga Robbuna memeluk keluarga kecil kami dan keluarga manapun dengan cinta-Nya. Memberikan kekuatan bagi siapapun yang tengah menghadapi urusan pelik perceraian. Memeluk anak-anak yang ayah-bundanya tak lagi bersama, agar tetap merasa aman dan penuh sayang dimanapun mereka berada.  Cukuplah Robbuna Sebaik-baiknya penjaga.
Together till Jannah. Aaaamiiin.






Post a Comment

Komentarlah yang baik.
Tujukkan Karakter Bangsa Indonesia.