Hari cuci tangan sedunia jatuh setiap tanggal 15 Oktober, mengingatkan kami tentang pentingnya mencuci tangan sebelum makan dan setelah beraktivitas.
Sebulan
terakhir, di lingkungan tempat tinggal kami, beberapa tetangga sakit dan harus
dirawat di Rumah Sakit. Mayoritas adalah anak-anak, dan penyakit yang
mendominasi adalah diare dan demam tifoid atau yang lebih populer disebut
dengan tipes. Melihat kondisi ini, Mama sepertinya harus lebih sering lagi
mengingatkan anak-anak untuk mencuci tangan sebelum makan dan untuk tidak jajan
sembarangan.
Hari Cuci Tangan Sedunia |
Apa
hubungannya antara diare dan tipes dengan mencuci tangan sebelum makan dan jajan
sembarangan? Diare dan tipes, keduanya sama-sama menyerang saluran pencernaan
dan penularannya bisa melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi
oleh bakteri. Pada tipes, penyebabnya adalah bakteri Salmonella Typhi.
Untuk
itu, kita perlu membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air bersih, terutama sebelum dan setelah makan, setelah dari toilet
(setelah BAK / BAB), atau setelah bersin dan batuk.
Untuk
ibu-ibu yang rajin memasak, setelah menyentuh daging yang belum dimasak juga
harus cuci tangan ya, Bu.. Dan jangan lupa, rajin-rajinlah membersihkan dapur!
Jangan sampai berbagai macam binatang nyaman berdiam di dapur kita.
Kita
juga harus mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang
sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin
kebersihannya.
Oya,
diare dan tipes juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang
terinfeksi bakteri, lho! Bayangkan jika orang yang terinfeksi bakteri ini
adalah penjual makanan di pinggir jalan, yang karena keterbatasannya
menyebabkan mereka tidak bisa sering-sering mencuci tangan. Habis pegang stang
sepeda / sepeda motor, mereka belum tentu mencuci tangan saat akan melayani
pembeli kan? Makanya, kebanyakan penderita diare dan tipes adalah anak-anak.
Karena, selain anak-anak lebih berpotensi untuk jajan sembarangan (entah itu di
sekolah atau di lingkungan rumah), daya tahan tubuh mereka juga belum sekuat
orang dewasa.
Bicara
soal diare, meski kelihatannya sepele, tapi tidak boleh diremehkan. Seperti
kita tahu, diare merupakan sebuah kondisi ketika penderitanya melakukan buang
air besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Selain itu, diare juga ditandai
dengan kondisi feses yang lebih encer dari biasanya. Yang juga tak kalah
membuat derita, pH tinja yang asam pada diare, dapat menyebabkan iritasi pada
kulit sekitar anus. Periiih, jadinya.
Yang
paling dikhawatirkan dari penyakit ini adalah jika penderita mengalami dehidrasi.
Apalagi, penderita diare biasanya kehilangan nafsu makan. Hal ini semakin
memicu terjadinya resiko ini. Dan dehidrasi yang tidak tertangani dengan baik,
dapat menyebabkan penderitanya mengalami kematian.
Jika
usia penderitanya kurang dari 5 tahun, diare bisa mengakibatkan malnutrisi,
yang berpengaruh pada menurunnya kekebalan tubuh anak. Lalu jadi ingat si
kakak, yang setelah mengalami diare di usia 7 bulan, berat badannya jadi susah
naik. Hiks...
Akan
halnya dengan tipes, hal terburuk yang mungkin terjadi apabila penyakit ini
tidak tertangani dengan baik, adalah terjadinya perdarahan dan perforasi usus.
Perforasi usus adalah kondisi saat usus halus atau usus besar berlubang,
sehingga isi usus bocor ke rongga perut dan menimbulkan infeksi.
Seram
ya?
Makanya,
senagai ibu, jangan bosan mengingatkan anak-anak kita untuk cuci tangan sebelum
dan sesudah makan, juga setelah keluar dari toilet. Mencuci tangan adalah
perilaku ringan yang wajib dibiasakan. Jika perlu, hindari jajan sembarangan,
yaa. Bawa bekal dari rumah, selain lebih hemat, tentu lebih terjamin juga
kehigienisannya.
Post a Comment
Komentarlah yang baik.
Tujukkan Karakter Bangsa Indonesia.