Beberapa hari ini, Kevin suka sekali menyajikan pertunjukan musik untuk kami. Dia menata beberapa mainannya di atas meja kemudian dipukul-pukul layaknya drummer yang sedang beraksi. Sesaat kemudian, dia menghentikan aksinya itu kemudian membungkukkan badan ke arah kami, menangkupkan tangan kiri di dada, menggerakkan tangan kanan seperti gerakan orang yang sedang mempersilahkan. Persis gerakan musisi yang memberikan hormat kepada penonton setelah mengadakan pertunjukan. Setelah kami selesai bertepuk tangan, ia akan mengulangi aksinya dari awal. Hal itu dilakukannya berkali-kali sampai aku mencari akal untuk membuatnya beralih ke permainan yang lain. 🤣

"Abah main gitar, Kevin yang drumblekan ya", kata Kevin saat melihatku mengambil gitar. Sejurus kemudian, ia menata beberapa mainannya di atas meja. Ketika aku mulai memetik senar gitar, Kevin mulai memukul-mukul mainannya yang disulap jadi alat musik dadakan. Aku berhenti memainkan gitar kemudian memberi salam hormat kepada pemirsa dan diikuti Kevin. Berkali-kali Kevin mengajak mengulangi hal sama sedangkan ibunya gak mudeng apa yang sedang kami lakukan. Doi hanya berpura-pura jadi penonton yang antusias belaka. Padahal sebetulnya kebingungan. Dia ikut tertawa kalau kami tertawa meskipun gak tau apa yang sedang kami tertawakan.




Sepertinya Kevin sudah siap diajak kolaborasi untuk buat konten yang ekonomis eh edukatif. Semoga saja KPAI gak mengendus hal ini apalagi sampai menganggapku melakukan eksploitasi pada anak. Semoga.

Post a Comment

Komentarlah yang baik.
Tujukkan Karakter Bangsa Indonesia.